Pengumpulan data
tidak lain dari suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan
penelitian. Data yang dikumpulkan dapat juga berupa data sekunder,
yang artinya data tersebut diperoleh bukan dari hasil penelitiannya sendiri,
tetapi merupakan data yang dikumpulkan oleh orang lain; dan diolah kembali oleh
si peneliti. Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting
dalam metode ilmiah, karena pada umumnya, data yang dikumpulkan akan digunakan
untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Data yang dikumpulkan
harus cukup valid untuk digunakan.
Pengumpulan
data adalah prosedur sistematis dan standar untuk memperoleh data yang
diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode mengumpulkan data
dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Secara umum metode
pengumpulan data dapat dibagi atas beberapa kelompok, yaitu :
-
metode pengamatan langsung,
-
metode dengan menggunakan pertanyaan, dan
-
metode khusus, misalnya studi banding
Perlu dijelaskan juga
bahwa cara pengumpulan data dapat dikerjakan berdasarkan pengalaman.sebelumnya.
Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan
data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung
(dari tangan pertama), sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti
dari sumber yang sudah ada.
Contoh data primer adalah
data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner, kelompok fokus, dan
panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan nara sumber.
Contoh data sekunder
misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa absensi, gaji, laporan
keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data yang diperoleh dari
majalah, dan lain sebagainya.
Dari
arti kata kedua istilah tersebut segera dapat diartikan "Metode
pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan olph peneliti untuk
mengumpulkan data".
"Cara" menunjuk pada
sesuatu yang abstrak, tidak dapat diwujudkan dalam benda yang kasat mata,
tetapi hanya dapat dipertontonkan penggunaannya. Terdaftar sebagai
metode-metode penelitian adalah: angket (questionnaire), wawancara
atau interviu (interview),pengamatan (observation), ujian
atau tes (test), dokumentasi (documentation), dan
lain sebagainya.
Instrumen pengumpulan data adalah
alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
"Instrumen penelitian"
yang diartikan sebagai "alat bantu" merupakan saran yang dapat
diwujudkan dalam benda, misalnya angket (questionnaire), daftar
cocok (checklist) atau pedoman wawancara (interview
guideatau interview schedule), lembar pengamatan atau
panduan pengamatan (observation sheet atauobservation
schedule) soal tes (yang kadang-kadang hanya disebut dengan
"ter" saja, inventors (invertory),skala (scale), dan
lain sebagainya.
Melihat daftar jenis-jenis metode
dan daftar jenis-jenis instrumen tersebut diatas, terdapat istilah-istilah yang
sama, yaitu angket dan tes. Dengan demikian ada metode angket dan instrumen
angket. Demikian juga ada metode tes dan instrumen tes. Memang instrumen angket
digunakan sebagai alat bantu dalam penggunaan metode angket; demikian juga
halnya dengan tes. Namun ada kalanya peneliti memilih metode angket tetapi
menggunakan daftar cocok sebagai instrumen.
Menurut pengertiannya, angket adalah
kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang (yang
dalam hal ini disebut responden), dan cara menjawab juga dilakukan dengan tertulis.
Daftar cocok, menunjuk pada namanya, merupakan kumpulan dari pernyataan atau
pertanyaan yang pengisiannya oleh responder dilakukan dengan memberikan tanda
centang atau tanda cocok (ü) pada tempat-tempat yang sudah disediakan. Jadi
"daftar cocok" sebenarnya merupakan semacam angket juga tetapi cara
pengisiannya dengan memberikan tanda cocok itulah yang menyebabkan ia disebut
demikian.
Instrumen merupakan alat bantu bagi
peneliti di dalam menggunakan metode pengumpulan data. Dengan demikian terdapat
kaitan antara metode dengan instrumen pengumpulan data. Pemilihan satu jenis
metode pengumpulan data kadang-kadang dapat memerlukan lebih dari satu jenis
instrumen. Sebaliknya satu jenis instrumen dapat digunakan untuk berbagai macam
metode.
Jika daftar metode dan daftar
instrumen tersebut dipasangkan, akan terlihat kaitan dalam tabel berikut ini.
Tabel 1. Pasangan Metode dan
Instrumen Pengumpulan Data
No.
|
Jenis Metode
|
Jenis
Instrumen
|
1
|
Angket (questionnaire)
|
Angket (questionnaire)
Daftar cocok (checklist)
Skala (scala), inventori (inventory)
|
2
|
Wawancara (interview)
|
Pedoman wawancara (interview
guide)
Daftar cocok (checklist)
|
3
|
Pengamatan/Observasi(Observation)
|
Lembar Pengamatan, panduan
pengamatan, panduan observasi (observation sheet, observation
schedule), (checklist).
|
4
|
Ujian/Tes (test)
|
Soal ujian, soal tes atau tes (test), inventori(inventory).
|
5
|
Dokumentasi
|
Daftar cocok (checklist)
Tabel
|
Dari tabel tersebut dapat diketahui
bahwa:
1.
Inventors dapat digunakan sebagai
angket (tidak digunakan untuk mengetahui sesuatu yang sifatnya
"ketat" seperti tes, (misalnya angket minat) tetapil ada yang
berkedudukan seperti tes.
2.
Daftar cocok (checklist) dapat
digunakan dalam berbagai metode, karena nama "daftar cocok" lebih
menunjuk pada cara mengerjakan dan wujud tampiIan instrumen dibandingkan dengan
jenis instrumen sendiri.
Mengenai jenis-jenis instrumen yang
disebutkan di atas, penulis yakin bahwa para pembaca telah mengenalnya. Dalam
buku-buku penelitian sudah banyak diuraikan. Meskipun demikian untuk memperoleh
penjelasan menyeluruh tentang metode dan instrumen pengumpul data ini, dalam
bagian berikut diberikan sekadar gambaran singkat tentang pengertian dan
contoh-contoh instrumen terutama dalam mengenai persamaan dan perbedaannya.
1. Angket
Angket, seperti telah dikemukakan
pengertiannya di atas, merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang
lain dengan maksud agar orang yang yang diberi tersebut bersedia memberikan
respons sesuai dengan permintaan pengguna. Orang yang diharapkan memberikan
respons ini disebut responden. Menurut cara memberikan respons, angket
dibedakan menjadi dua jenis yaitu: angket terbuka dan angket tertutup.
a. Angket terbuka
adalah angket yang disajikan dalam
bentuk sedemikan rupa sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan
kehendak dan keadaannya.
Angket terbuka digunakan apabiia
peneliti belum dapat memperkirakan atau menduga kemungkinan altematif jawaban
yang ada pada responden.
Contoh pertanyaan angket terbuka:
Penataran apa saja yang pernah Anda
ikuti yang menunjang tugas Anda mengajarkan bidang studi yang sekarang Anda
ajarkan? Tuliskan apa, di mana, dan berapa lama!
Jawab:
No.
|
Jenis Penataran
|
Tempat Penataran
|
Berapa Hari
|
1.
|
...............................
|
...............................
|
.......................
|
2.
|
...............................
|
...............................
|
.......................
|
3.
|
...............................
|
...............................
|
.......................
|
4.
|
dan seterusnya kira-kira 5-7 nomor
|
Menggali informasi mengenai
identitas responden biasanya dilakukan dengan membuat pertanyaan terbuka.
Keuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak yakni pada
responden dan pada peneliti:
(1). Keuntungan pada
responden: mereka dapat mengisi sesuai dengan keinginan atau keadaannya.
(2). Keuntungan pada peneliti:
mereka akan memperoleh data yang bervariasi, bukan hanya yang sudah disajikan
karena sudah diasumsikan demikian.
b. Angket tertutup
adalah angket yang disajikan dalam
bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda centang (x)
pada kolom atau tempat yang sesuai.
Contoh pertanyaan angket tertutup:
1) pernahkan Anda memperoleh
penataran yang menunjang tugas Anda mengajarkan bidang studi yang sekarang Anda
ajarkan?
Jawab:
.................................. ....a. Pernah ....b. Tidak
1.
Jika pernah, penataran tentang apa
saja? (dapat memberikan centang lebih dari satu)
....a. materi
bidang studi
....b. metode
mengajar/strategi belajar-mengajar
....c. memilih dan
penggunaan media/alat pelajaran
....d. menyusun
alat evaluasi
c. Angket campuran
yaitu gabungan antara angket terbuka
dan tertutup.
Contoh pertanyaan angket campuran:
1) Pernahkah Anda memperoleh
penataran yang menunjang tugas Anda mengajarkan bidang studi yang sekarang Anda
ajarkan? Jika pernah berapa kali?
....a. Tidak
pernah (langsung ke nomor 3)
....b. Pernah,
yaitu ...kali (teruskan nomor 2)
2) Penataran tentang apa saja
yang Anda ikuti dan berapa hari lamanya?
1.
Materi
pelajaran
.....hari
2.
Metode
mengajar
.....hari
3.
Pemilihan dan penggunaan
media
.....hari
4.
Penyusunan alat
evaluasi
.....hari
2. Daftar Cocok (Checklist)
Di dalam penjelasan mengenai angket
dikemukakan juga bahwa dalam mengisi angket tertutup responden diberi kemudahan
dalam memberikan jawabannya. Di lain tempat, yakni di dalam penjelasan umum
mengenai instrumen disebutkan bahwa daftar cocok adalah angket yang dalam
pengisiannya responden tinggal memberikan tanda cek (ü). Dengan keterangan
tersebut tampaknya angket tertutup dapat dikategorikan sebagai checklist.
Namur demikian angket bukan khusus merupakan daftar. Daftar cocok mempunyai
pengertian tersendiri. Daftar cocok bukanlah angket. Daftar cocok mempunyai
bentuk yang lebih sederhana karena dengan daftar cocok peneliti bermaksud
meringkas penyajian pertanyaan Berta mempermudali responden dalam memberikan
respondennya. Daftar cocok memuat beberapa pertanyaan yang bentuk dan
jawabannya seragam. Agar responden tidak diharapkan pada beberapa pertanyaan
mengenai berbagai hal tetapi dalam bentuk membaca, maka disusunlah daftar cocok
tersebut sebagai pengganti.
Contoh:
Berikan tanda silang tepat pada
kolom yang menunjukkan kebiasaan Anda melakukan pekerjaan di rumah yang tertera
di bawah ini.
No.
|
Jenis
kegiatan di rumah
|
Dikerjakan
oleh Anda
|
Dikerjakan
bersama
|
Dikerjakan
pembantu
|
1.
|
Menyiapkan makan pagi
|
|
|
|
2.
|
Membersihkan rumah
|
|
|
|
3.
|
Mencuci pakaian sendiri
|
|
|
|
4.
|
Mencuci sprei, korden, dan
seterusnya.
|
|
|
|
5.
|
Mencuci alat-alat makan ...dan
seterusnya
|
|
|
|
Dari contoh di atas dapat diketahui
bahwa variasi jawaban yang harus diberikan oleh responden hanya empat macam
yakni:. "Dikerjakan oleh Anda", “Dikerjakan
bersama", dan "Dikerjakan pembantu". Dengan daftar cocok ini
barang kali peneliti hendak mengungkap seberapa besar tanggung jawab responden
terhadap pekerjaan di dalam rumah tangga. Jika pertanyaan dan alternatif
jawaban tersebut disajikan dalam bentuk angket, alternatif jawaban hanya tiga
macam itu akan disebutkan secara berulang-ulang dengan bentuk dan isi yang
sama. Daripada memakan tempat padahal responden sudah tahu (dan
hafal!) apa yang harus dipilih maka altematif tersebut disingkat dalam bentuk
kolom-kolom yang apabila sudah diisi oleh responden terlihat adanya daftar
tanda centang yang disebut daftar cocok. Istilah "daftar cocok" juga
dapat datang dari apa yang diharapkan dari responden, yakni memberi tanda cocok
atau tanda centang pada daftar pernyataan yang disediakan.
3. Skala (scale)
Skala menunjuk pada sebuah instrumen
pengumpul data yang bentuknya seperti daftar cocok tetapi alternatif yang
disediakan merupakan sesuatu yang berjenjang. Di dalam Encyclophedia of
Educational Evaluation disebutkan: The term scale in
the measurement sense, comes from the Latin word scale, meaning
"ladder" or “flight of stairs". Hence, anything with gradation
can be thought of as "scaled".
Contoh:
Peneliti ingin mengungkapkan
bagaimana seseorang mempunyai sesuatu kebiasaan. Alternatif yang diajukan
berupa frekuensi orang tersebut dalam melakukan suatu kegiatan. Gradasi
frekuensi dibagi atas: "Selalu", "Sering",.
"Jarang", "Tidak pernah". Skala yang diberikan kepada
responden adalah sebagai berikut:
No.
|
Jenis
kegiatan di rumah
|
Selalu
|
Sering
|
Jarang
|
Tidak Pernah
|
1.
|
Bangun sebelum jam 5 pagi
|
|
|
|
|
2.
|
Menyiapkan makan pagi
|
|
|
|
|
3.
|
Membersihkan rumah
|
|
|
|
|
4.
|
Mencuci pakaian sendiri
|
|
|
|
|
5.
|
Mencuci perabot rumah tangga...
dan seterusnya
|
|
|
|
|
Skala banyak digunakan untuk
mengukur aspek-aspek kepribadian atau aspek kejiwaan yang lain.
Selain skala, penelitian yang berhubungan dengdn aspek-aspek kejiwaan
memerlukan jenis instrumen-instrumen pengumpul data lain, baik yang berupa tes,
inventori untuk hal-hal umum (general inventories, misalnyaMinnesota
Multiphasic Personality Inventory - MMPI, dan inventori untuk
aspek-aspek khusus (Specific Inventories seperti: Rokeach
Dogmatism Scala, Fundamental Interpersonal Relations Orientation - Behavior -
FIRO - B, Study of Values, dan lain-lain). Untuk penelitian pendidikan,
walaupun dapat dikatakan tidak terlalu sering menggunakan instrumen-instrumen
seperti disebutkan, tetapi bagi penelitinya perlu juga mengenal ragam alat
pengumpul data aspek-aspek psikologi tersebut.
Problematika pendidikan seperti
kerancuan dalam mengikuti pelajaran, lambatnya siswa menyelesaikan studi serta
masalah-masalah yang berhubungan dengan proses belajar, menjadi topik yang
tetap aktual di kalangan pendidikan sekolah formal. Selain penelitian yang
tidak terlalu menyangkut aspek-aspek kejiwaan secara langsung, masih banyak
problem pendidikan yang terkait dengan aspek kejiwaan tersebut, misalnya
rendahnya prestasi disebabkan rendahnya harga diri siswa. Lemahnya semangat
belajar dikarenakan adanya lesu kreativitas dan seterusnya. Itulah sebabnya dalam bagian
ini akan disajikan pula beberapa contoh instrumen untuk mengungkap aspek-aspek
kejiwaan agar para peneliti pendidikan dapat terperinci menggali penyebab
timbulnya masalah pendidikan melalui aspek kejiwaan siswa dan guru yang
terlibat di dalam kegiatan pendidikan tersebut. Namun demikian untuk dapat
menggunakan alat-alat pengungkap gejala kejiwaan seperti tes, inventori khusus
dan lain-lain, diperlukan suatu kemampuan khusus. Pada umumnya mahasiswa
lulusan faktultas Psikologi dapat diminta untuk membantu melaksanakan
pengumpulan data yang diungkap melalui instrumen-instrumen tersebut.
Skala seperti dicontohkan di atas
merupakan skala bentuk gradasi dari satu jenis kualitas. Dalam contoh di atas,
alternatifnya ada empat sehingga terdapat empat tingkatan kualitas kes eringan.
Skala yang berasal dari ide yang dikemukakan oleh Likert dan dikenal dengan
skala Likert ini biasanya menggunakan lima tingkatan. Tentu saja peneneliti
dapat membuat variabel dengan menyingkat menjadi tiga tingkatan:
Selalu
- Kadang-kadang - Tidak Pernah
Baik
- Cukup
- Jelek
Besar
- Sedang
- Kecil
Jauh
-
Cukup -
Dekat
dan dapat pula memperbesar rentangan
menjadi lima tingkatan:
Selalu
- Sering Sekali -
Sering - Jarang - Jarang Sekali
Selalu
- sering sekali -
Sering - Jarang - Tidak Pernah
Baik Sekali -
Baik
- Cukup -
Jelek - Jelek Sekali
Besar Sekali -
Besar
- Cukup -
Kecil - Kecil Sekali
Misalnya:
Sangat setuju
|
Setuju
|
Abstain
|
Tidak Setuju
|
Sangat Tidak Setuju
|
(SS)
|
(S)
|
(A)
|
(TS)
|
(STS)
|
Pemilihan alternatif diserahkan pada
keinginan dan kepentingan peneliti yang menciptaka instrumen tersebut. Ada
Jenis lain yang telah dikembangkan oleh Inkels, bukan menyajikan alternative
jenjang kualitas untuk sesuatu predikat, tetapi jenjang dari kualitas mini
suatu perbuatan. Bentuk skala model. indeks ini menyerupai tes objektif bentuk
pilihan ganda, tetapi alternatifnya menunjuk pada gradasi.
Langkah-Langkah Dalam Menyusun
Instrumen
Secara umum penyusunan instrumen
pengumpul data dilakukan dengan penahapan sebagai berikut:
1. Mengadakan identifikasi
terhadap variabel-variabel yang ada di dalam rumusan judul penelitian atau yang
tertera di dalam problematika penelitian.
2. Menjabarkan variabel
menjadi sub atau bagian variabel.
3. Mencari indikator setiap
sub atau bagian variabel.
4. Menderetkan deskriptor dari
setiap indikator.
5. Merumuskan setiap
deskriptor menjadi butir-butir instrumen.
6. Melengkapi instrumen dengan
(pedoman atau instruksi) dan kata pengantar.